Kamis, 04 Juli 2019

Tugas Kelompok Etika Bisnis (Iklan Cat Avian)


PELANGGARAN ETIKA BERIKLAN DALAM IKLAN CAT AVIAN

Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Etika Bisnis

Dosen Pembimbing : Dr. Sri Wulan Windu Ratih

Disusun Oleh Kelompok 4 :
            Handayani Kusuma Ningtias                  (13216177) (3EA36)
Kristin                                                        (13216948) (3EA36)
Leonard Arifin                                          (14216019) (3EA36)
Nabilah Aprilia                                          (15216228) (3EA36)
Wenny Amei Liana                                   (17216614) (3EA36)


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019


KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis, baik kesempatan maupun kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Pelanggaran Etika Beriklan Dalam Iklan Cat Avian”. Salam dan salawat selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliyah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini

            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat hal-hal yang belum sempurna yang luput dari perhatian penulis. Baik itu dari segi bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya.  Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan.

            Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu mendatang.


Tangerang, Juni 2019



Tim Penyusun





DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ........ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ........ ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ........ iii
BAB I              PENDAHULUAN      
1.1.            Latar Belakang.............................................................. ........ 1
1.2.            Rumusan Masalah......................................................... ........ 2
1.3.            Tujuan Penelitian........................................................... ........ 2
BAB II            LANDASAN TEORI             
2.1.       Pengertian Iklan............................................................ ........ 3
2.2.       Etika.............................................................................           3
                          2.3.       Teori-teori Periklanan................................................. ........ 4
                          2.4.       Etika Pariwara pada Iklan........................................... ........ 9
                          2.5.       Contoh Kasus............................................................. ........ 9
                                       2.5.1.Profil Perusahaan.............................................. ........ 9
                                       2.5.2.Visi dan Misi Perusahaan.................................. ........ 11
                                       2.5.3.Kronologis Iklan................................................ ........ 11
                                       2.5.4.Analisis Teori Etika Bisnis................................. ........ 13
                                       2.5.5.Teguran Tertulis Iklan Cat Avian....................... ........ 13
BAB III           KESIMPULAN DAN SARAN
                          3.1.Kesimpulan....................................................................... ........ 16
                          3.2.Saran................................................................................. ........ 16
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
           
1.1.   Latar Belakang Masalah
Dunia periklanan Indonesia mulai bergeliat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang juga semakin maju. Persaingan dalam era global yang semakin ketat menuntut para pemasar berfikir untuk mendapatkan cara yang terbaik dalam menguasai dan mempertahankan pangsa pasarnya. Semakin maraknya iklan yang bertebaran di berbagai media massa baik media cetak maupun elektronik, serta di pusat-pusat keramaian maupun tepi jalan.
Pada dasarnya iklan memiliki tujuan untuk mendorong dan mempengaruhi sikap seseorang agar melakukan sesuai dengan isi pesan itu sendiri. Kekuatan iklan yang utama adalah kekuatannya untuk menjangkau audien dalam jumlah yang sangat banyak, iklan juga menyampaikan informasi yang dapat digunakan konsumen untuk memutuskan pilihan produk.
Sebuah iklan agar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat membutuhkan media sebagai sarana yang tepat untuk menyebarkan informasi secara efektif agar iklan menapai target sasarannya. Televisi adalah media massa elektronik yang paling digemari oleh masyarakat, hal ini disebabkan televisi merupakan penggabungan dari dua bentuk media, yaitu audio dan visual. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah melihat dan mendengar apa yang disampaikan, mengidentifikasi, dan dapat membayangkan seperti pesan atau talent iklan tersebut.
Lebih sekedar memperkenalkan, kalangan produsen mulai agresif membujuk konsumen. Namun, beberapa waktu belakangan ini persuasi di dalam sebuah iklan sering terasa berlebihan dan memberi kesan lebih sebagai manipulasi daripada persuasi. Produsen terkadang kurang memperhatikan masalah nilai moral dan etika dalam proses periklanan di tengah persaingan bisnis yang ketat. Hal ini seakan membuat masalah etika di kesampingkan hanya demi memenangkan persaingan pasar, produsen seringkali melebih-lebihkan informasi dan bukan menginformasikan produknya yang di butuhkan oleh konsumen melainkan mempengaruhi bahkan menciptakan kebutuhan baru (Junaedi, 2010).
Berbagai pelanggaran kode etik menggambarkan carut marut praktek kehidupan di dunia periklanan Indonesia. Fenomena pelanggaran tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan atau kendali internal atau bahkan minimumnya kehendak untuk patuh atas kode etik periklanan.
Dalam kaitannya dengan hal ini, tim penyusun membuat makalah dengan judul “ Pelanggaran Etika Beriklan Dalam Iklan Cat Avian”

1.2.   Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis membuat beberapa rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan. Adapun rumusan masalah yang di tetapkan adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan iklan?
2.      Apa yang dimaksud dengan etika?
3.      Apa yang dimaksud etika pariwara dalam iklan?
4.      Contoh kasus iklan yang melanggar etika dalam periklanan?

1.3.       Tujuan Penelitian
Berdasarkan pernyataan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1.      Untuk menjelaskan pengertian iklan.
2.      Untuk menjelaskan pengertian etika.
3.      Untuk menjelaskan etika pariwara dalam iklan.
4.      Untuk menyebutkan dan menjelaskan iklan yang melanggar etika dalam periklanan.








BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.       Pengertian Iklan
Pada dasarnya, periklanan merupakan bagian dari komunikasi massa yang memiliki tujuan untuk memperkenalkan suatu produk barang ataupun jasa. Iklan dibuat semenarik mungkin, sehingga terkadang dapat dinilai terlalu berlebihan, serta mengabaikan sisi psikologis, sosiologis, ekologis dan estetika penonton atau sasaran produk yang diiklankan. Kata iklan berasal dari Bahasa Yunani, yang artinya “ menggiring orang pada gagasan”. Adapun pengertian iklan secara kompeherensif adalah “ semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang atau jasa seacar nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu”. Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003).
Tujuan iklan agar dapat sampai pada masyarakat adalah sebagai berikut :
1.              Iklan informasi, iklan ini bertujuan untuk memberitahukan tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk.
2.              Iklan persuasif, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. Iklan persuasive ini sangatlah berguna untuk membujuk pelanggan membeli produk tersebut.
3.              Iklan pengingat, iklan ini sangatlah penting dalam tahap dewasa suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut.

2.2.       Etika
Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Etika merupakan suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk menaati ketentuan dan norma kehidupan dan berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau organisasi.
Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai. Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai:
1.    Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai
    manusia.
2.    Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan normal
     moral yang umum di terima.
Etika memberikan manusia pegangan dalam menjalani kehidupan di dunia. Hal ini berarti tindakan manusia selalu mempunyai tujuan tertentu yang ingin di capai.

2.3.            Teori-teori Periklanan
            Secara teoritik iklan sebagai suatu bentuk penyampaian pesan dalam komunikasi non personal mengikuti alur teori yang berlaku pada ilmu komunikasi umumnya dan khususnya komunikasi massa. Berkaitan dengan iklan ada beberapa teori yang patut dicatat sebagai pegangan dengan teori tersebut kita dapat menjadikannya dasar pijakan melihat konsep-konsep iklan.
1. Teori Efek Minimal
            Anggapan yang beredar dimasyarakat umum bahwa ada korelasi positif antara peningkatan biaya pemasangan iklan dengan banyaknya produk yang terjual dalam satuan waktu tertentu. Kalau biaya pemasangan iklan makin besar akan makin banyak pula penjualannya terhadap  produk yang diiklankan, demikian juga bila sebaliknya kalau biaya pemasangan iklan semakin kecil maka semakin kecil juga volume penjualan atas barang-barang atau jasa tersebut.
            Michael Scudson mengemukakan teorinya yang membantah anggapan ini. Menurutnya yang terjadi malah sebaliknya, ada korelasi negatif antara biaya pemasangan iklan dengan volume penjualan produksi. Artinya semakin besar biaya pemasangan iklan akan mempengaruhi makin kecilnya volume penjualan dan sebaliknya semakin kecil biaya yang dikeluarkan untuk
memasang iklan mengakibatkan semakin besar volume penjualan. Teori ini kemudian dia sebut dengan “Teori Efek Minimal”. Contoh; Penjualan narkoba yang merupakan produk berbahaya bagi manusia tapi tetap laris padahal produk-produk itu tidak pernah diiklankan melalui media massa kepada khlayak. Menurut teori efek minimal, iklan memberikan efek yang sangat kecil atau efek minimal yang pada saat sesuatu produk benar-benar sangat diperlukan oleh para pembeli dalam kurun waktu tertentu.
2. Teori Cutting Edge (Efek Samping)
            Teori ini mengajarkan bahwa iklan secara tidak disadari dapat mengubah bentuk prilaku yang menyimpang dari suatu budaya umum dan membentuk sub budaya kelompok tertentu. Dikatakan teori “efek samping”, hal ini karena efek yang semula direncanakan untuk khalayak sasaran tertentu tidak tercapai malah mencapai efek pada khalayak yang tidak direncanakan. Akibatnya sasaran baru itu terpengaruh dan membentuk suatu sub budaya kelompok baru.
3. Teori A-T-R (Awareness, Trial, Reinforcement).
            Teori ini mengajarkan bahwa khalayak itu dapat dipengaruhi oleh iklan, hasilnya kita akan menemukan sekelompok orang yang relatif tetap memakai atau membeli produk-produk hasil iklan tersebut. Untuk mendapatkan kelompok orang yang menggunakan produk atau jasa secara tetap harus dilakukan tehnik penyampaian pesan yang disebut A-T-R (Awareness, Trial, Reinforcement). Upaya pertama, menggugah kesadaran khalayak bahwa produk yang diinginkan itu ada di sekeliling mereka. Harapan kedua ialah setelah menggugah kesadaran, setiap iklan harus kuat mempengaruhi khalayaknya terutama segi konatifnya sehingga khalayaknya langsung mencoba (Trial) proses yang ditunjukan menurut iklan tersebut; Harapan ketiga adalah proses peneguhan/pengukuhan (Reinforcement) iklan yang ditampilan harus mempunyai kekuatan peneguh sikap tertentu (sikap positip terhadap produk).


4. Teori Selective Influence
            Bagaimana khalayak merespon pesan-pesan iklan dari media massa dapat diterangkan melalui teori-teori selective influence yang terdiri dari empat prinsip;
1. Selective attention (memilih memperhatikan pesan tertentu)
            Pertama, perbedaan individu dalam merespon pesan-pesan iklan terjadi hanya karena perbedaan dalam struktur kognitif yang mereka miliki. Cara pandang, berpikir, berpengetahuan, kepercayaan setiap orang terhadap sesuatu yang baru ternasuk pesan-pesan iklan tidaklah sama.
            Kedua, karena keanggotaan seseorang dalam masyarakat ada dalam berbagai kelompok sosial maupun kemasyarakatan maka ada dugaan memilih perhatian terhadap pesan tertentu pun akan dipengaruhi oleh kelompoknya itu.
            Ketiga, bahwa orang lebih berminat jika suatu pesan iklan dapat membangun citra hubungannya dengan pihak lain. Pesan iklan membuat orang harus memperhatikannya karena pesan itu mengakibatkan orang itu aktif berhubungan dengan anggota keluarganya, tetangganya, kenalannya.
2. Selective Perception
            Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pesan iklan adalah pilihan terhadap sesuatu pesan yang didasarkan pada “persepsi” tertentu. Karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor kognitif; minat dan kepercayaan, pengetahuan, sikap dan kebutuhan, nilai-nilai maka individu secara selektif pula mempersepsi pesan iklan yang menerpanya. Jadi terdapat perbedaan penerimaan pesan yang dipersepsi oleh penerima karena terdapat perbedaan kognisi itu.
3. Selective Recall
            Dalam selective recall ini bahwa seseorang cenderung memilih kembali hanya pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini meskipun parallel dengan seleksi pada perhatian namun setiap orang memilih pesan iklan yang paling berkesan saja.
4. Selective Action
            Selective action dalam periklanan mungkin mengarahkan seseorang untuk memutuskan jenis produk apa yang dipilihnya setelah menimbang keuntungan dan kerugian dari semua produk yang sama. Sebagai contoh, iklan menawarkan pada kita untuk menabung atau tidak pada suatu bank tertentu lantaran godaan mobil BMW dan hadiah 500 juta.
5. Teori Lingkungan Informasi Pembeli
            Teori ini mengajarkan bahwa setiap orang dapat memutuskan membeli sesuatu atau memakai suatu produk tidak hanya berdasarkan iklan yang menerpanya. Dalam kenyataanya terdapat berbagai sumber informasi non iklan yang mungkin saja berdampak lebih luas dan positif dalam menentukan pengambilan keputusan terhadap produk ;
1.      Pengalaman pribadi pembeli
2.      Komunikasi antar pribadi dalam jaringan keluarga
3.      Berita media massa yang lain
4.      Kredibilitas konsumen
5.      Perusahaan saingannya
6.      Kredibilitas media yang digunakan dalam masyarakat
7.      Lingkungan informasi yang beragan tentang produk
8.      Kegiatan personal selling, promotion, salesman dan sejenisnya
9.      Informasi persaingan harga yang diperoleh dari media non masa
6. Teori S-O-R
            Bahwa tingkah sosial dapat dimengerti melalui suatu analisa dari stimuli yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan di dukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Teori S-O-R menitikberatkan pada penyebab sikap yang dapat mengubahnya dan tergantung pada kualitas rangsang yang berkomunikasi dengan organisme. Menurup Hovland, proses dari perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar, dimana ada tiga variable penting yang menunjang proses belajar tersebut ialah sebagai berikut:
1.      Perhatian
2.      Pengertian
3.      Penerimaan
            Dari pemahaman gambar ini dapat dijelaskan iklan merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. proses selanjutnya komunikan mengerti. Kemampuan dari komunikan ini yang menentukan proses selanjutnya , setelah komunikan mengolah dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
            Dalam hal ini perubahan sikap terjadi ketika komunikan memiliki keinginan untuk membeli atau memakai produk yang diiklankan. John B. Watson berpendapat bila perusahaan ingin memperoleh tanggapan dari konsumen tentang produknya maka perusahaan harus mengadakan periklanan secara terus menerus. Hal ini akan memberikan keuntungan antara lain sebagai berikut:
1.      Mencegah kemungkinan orang menjadi lupa yaitu kecenderungan melemahnya tanggapan yang ditimbulkan kombinasi petunjuk karena tidak dipergunakan.
2.      Memperkuat tanggapan karena setelah membeli konsumen menjadi lebih peka terhadap iklan-iklan produk yang bersangkutan
            Dalam kitan dengan teori S-O-R sering terjadi pergeseran karena seringnya terpaan pesan yang diterima khalayak sehingga khayalak mengalami kehilangan daya selektivitas ( sistem seleksi yang semestinya melalui penyaringan yang ketat terkalahkan oleh sifat mudah dipengaruhi) . hal ini khususnya terjadi pada segmen kelompok khalayak remaja. Sehingga implementasinya teori S-O-R sering menjadi teori S-R, artinya respon yang ditimbulkan sebagai konsekuensi adanya stimulus iklan yang diterima remaja tanpa melalui filter organisme yang ketat.


2.4.       Etika Pariwara pada Iklan
Etika periklanan merupakan ukuran moralitas yang mencakup kewajiban nilai dan kejujuran di dalam sebuah iklan. Menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I), etika periklanan diartikan sebagai seperangkat norma dan panduan yang mesti diikuti oleh para pelaku periklanan dalam mengemas dan menyebarluaskan pesan iklan kepada khalayak ramai baik melalui media massa maupun media luar ruang.
Seiring dengan perkembangan zaman, dilakukan pada semakin gencar pertumbuhan kreativitas yang akan semakin menarik dinikmati. Dalam penayangan iklan di televisi khususnya, sebuah iklan memiliki kode etik dan peraturan perundang-undangan yang menghimpun peraturan tentang dunia iklan di Indonesia yang bersifat mengikat, antara lain adalah peraturan sebagai  berikut :
1.                  UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2.                  UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
3.                  UU No. 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran.
4.                  UU No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan
5.                  PP No.69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
6.                  Kepmenkes No. 368/MEN.KES/SK/IV/1994 Tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetik, Perbekalan Kesehatan, Rumah Tangga, Makanan, dan Minuman.

2.5.            Contoh Kasus Iklan Yang Melanggar Etika Dalam Periklanan
2.5.1        Profil Perusahaan
Company Name          : PT. Avia Avian
Address                        :Gedung Avian Brands, Jl. Ahmad Yani 317,              
Surabaya – Jawa Timur.
Capital                         : -
Telephone                    : +6231-9984-3222
Fax                              : +6231-9984-3311

                PT. Avia Avian PT Avia Avian adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan cat dan thinner. Lokasi pabrik terletak di Jalan Raya Surabaya–Sidoarjo KM 19, Desa Wadungasih, Buduran, Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Daerah pemasaran utamanya adalah Surabaya dan kota-kota besar di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa. PT Avia Avian bergerak dalam pengolahan cat, baik cat industri, synthetic paint, emulsion paint, spray paint dan thinner.
Dengan proses produksi cat yang berteknologi tinggi didukung dengan bahan baku dan barang kemas yang pembuatannya serba otomatis, PT Avia Avian telah menempatkan diri menjadi sebuah perusahaan cat yang terkemuka di Indonesia. Dengan slogan-slogannya; “ Kaya Ragam Kaya Warna”, “ Yang Penting Kemampuannya”.
PT Avia Avian Pada 1 November 1978, Bapak Soetikno Tanoko memiliki UD Avian yang sekarang menjadi PT Avia Avian. Awal 1983, putra kedua Bapak Soetikno Tanoko yang bernama Hermanto Tanoko yang semula memimpin Apotek Airlangga bergabung membantu PT Avia Avian yang saat itu sedang bekerjasama dengan perusahaan cat “TOA” Thailand untuk teknologi duco dan spray paint. Pada tahun inilah kapasitas produksi PT Avia Avian naik secara signifikan dan berkembang pesat. Pada tahun 1984, putra pertama Bapak Soetikno Tanoko, Wijono Tanoko, turut bergabung memperkuat bagian pemasaran PT Avia Avian. Tahun 1988 PT Avia Avian mendirikan PT Kasakata Kimia yang memproduksi resin dan aditif untuk keperluan produksi cat serta memperluas bisnisnya ke metal printing dan produksi kaleng pada tahun 1993. Avian Group membeli tanah di Cikande-Serang, Jawa Barat untuk mendirikan pabrik cat PT Tropic Tiara
Texindo yang difokuskan untuk melayani pemasaran di wilayah Indonesia Bagian Barat.
Untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan pelanggan dan guna memenuhi pasar untuk produk yang berkualitas, Avian Group menjalin kerjasama dengan salah satu pabrik cat terbesar di Amerika Serikat yaitu The Sherwin Williams Company untuk memproduksi dan memasarkan cat otomotif sistem Acrylic Urethane Enamel. PT Avia Avian terus berusaha meningkatkan produksi dan pemasarannya dengan mengembangkan pabrik kalsium karbonat, PT Panca Kalsiumindo Perkasa di Tuban pada tahun 2000, mendirikan pabrik cat di Medan pada tahun 2007, dan membangun pabrik mortar di Sidoarjo.

2.5.2        Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan cat yang terintegritasi dan terkemuka di asia. Dan memiliki misi perusahaan yaitu menciptakan dan menyediakan beragam produk cat yang berkualitas dan terpercaya dengan system manufaktur yang efisien dan terintegritasi.

2.5.3        Kronologis Iklan dan Penyebab Pelanggaran Iklan
Iklan Cat Kayu dan Besi Avian yang ditayangkan pada tahun 2013. Alur ceritanya dimulai ketika seorang tukang mengecat bangku di taman dengan warna biru, lalu tukang cat akan menempelkan kertas bertuliskan AWAS CAT BASAH pada bangku tersebut, namun kertas itu terbang sehingga tukang cat harus mengejar kertas tersebut. Ketika sedang mengejar kertas, ada seorang wanita yang duduk di bangku tersebut, tukang cat kemudian menunjukkan kertas tersebut pada wanita itu, dengan wajah takut karena baju perempuan itu putih dan takut terkena cat. Wanita itu jengkel pada tukang cat, lalu ia mengecek roknya apakah terkena cat atau tidak. Di bagian ini, wanita menyibakkan roknya agak tinggi sehingga pahanya terlihat dan hampir terlihat pakaian bagian dalam. Karena ini lah KPI, menegur beberapa stasiun TV yang menayangkan iklan tersebut tanpa sensor. KPI meminta untuk melakukan editing pada iklan ini sebelum ditayangkan. Berikut ini uraian pemberhentian iklan tersebut: Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat melayangkan surat teguran kepada lima stasiun televisi yakni TV One, Global TV, SCTV, Trans 7 dan PT Cipta TPI terkait penayangan iklan Cat Kayu dan Besi Avian yang dinilai melanggar aturan P3 dan SPS KPI tahun 2012. Demikian dijelaskan dalam surat teguran yang diberikan KPI Pusat kepada kelima stasiun tersebut yang ditandatangani Ketua KPI Pusat, Mochamad Riyanto.Bentuk pelanggaran yang dilakukan yaitu penayangan secara close up tubuh bagian paha talent wanita yang mengangkat roknya sesaat setelah diberitahu tulisan awas cat basah oleh talent pria yang mengecat kursi. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap pelarangan dan pembatasan adegan sensual, ketentuan siaran iklan, dan norma kesopanan.
KPI Pusat telah mengirimkan surat No. 349/K/KPI/06/13 tertanggal 20 Juni 2013 perihal peringatan tertulis atas iklan tersebut kepada seluruh stasiun TV. Dalam surat tersebut, KPI Pusat telah meminta kepada semua stasiun TV untuk segera melakukan evaluasi internal dengan cara melakukan editing pada adegan sebagaimana yang dimaksud di atas.Iklan tersebut telah melanggar: Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2012 Pasal 9BAB V PENGHORMATAN TERHADAP NILAI DAN NORMA KESOPANAN DAN KESUSILAAN Pasal 9 Lembaga penyiaran wajib menghormati nilai dan norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat. Pasal 16 BAB XII PROGRAM SIARAN BERMUATAN SEKSUAL Pasal 16 Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelarangan dan/atau pembatasan program siaran bermuatan seksual. Pasal 43 BAB XXIII SIARAN IKLAN Pasal 43 Lembaga penyiaran wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang periklanan dan berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia. Standar Program Siaran Pasal 9 ayat (2) BAB V PENGHORMATAN TERHADAP NORMA KESOPANAN DAN KESUSILAAN Pasal 9 (2) Program siaran wajib berhati-hati agar tidak merugikan dan menimbulkan dampak negatif terhadap keberagaman norma kesopanan dan kesusilaan yang dianut oleh masyarakat. Pasal 18 huruf BAB XII PELARANGAN DAN PEMBATASAN SEKSUALITAS
Bagian Pertama Pelarangan Adegan Seksual Pasal 18 Program siaran yang memuat adegan seksual dilarang: h. mengeksploitasi dan/atau menampilkan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti: paha, bokong, payudara, secara close up dan/atau medium shot; Pasal 58 ayat (1).BAB XXIII SIARAN IKLANPasal 58(1) Program siaran iklan tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia. (4) Program siaran iklan dilarang menayangkan: d. adegan seksual sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 18; Dalam suratnya, KPI Pusat juga meminta semua stasiun TV agar menjadikan P3 dan SPS KPI tahun 2012 sebagai acuan utama dalam penayangan sebuah program siaran, termasuk iklan, dan diharapkan terdapat perbaikan pada program siaran yang sesuai dengan ketentuan P3 dan SPS sehingga program siaran bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

2.5.4        Analisis Berdasarkan Teori Etika Bisnis
Berdasarkan studi kasus di atas, penulis menetapkan bahwa iklan Cat Avian termasuk ke dalam kategori teori cutting edge ( efek samping ). Yaitu iklan cat kayu dan besi merek Avian tersebut mengandung tema sensual yang sangat tidak sesuai dengan adat ketimuran yang diyakini oleh bangsa Indonesia. Iklan tersebut menjadi konsumsi publik—kalangan orang dewasa hingga anak-anak karena penayangan iklan yang ada hampir setiap saat. Bahkan penayangan iklan tersebut tidak ada keterangan “RBO” / bimbingan orang tua.
 Jika dilihat oleh anak kecil yang tidak mengetahui apakah adegan iklan itu tidak baik jika ditiru, ia akan terpengaruh untuk melakukan adegan tidak etis itu sebagai lucu-lucuan. Secara tidak langsung, iklan adalah edukasi yang baik dan mudah diterima terutama oleh anak-anak, sehingga hal ini secara tidak langsung memberikan pembelajaran dan efek samping yang sangat buruk bagi anak. Jika tidak ada pendampingan dari orangtua, ketika dewasa anak itu akan mengannggap bahwa melakukan adegan menarik rok perempuan adalah sebuah hal biasa.

2.5.5        Teguran Tertulis Iklan Cat Avian
Tgl Surat
10 Juli 2013
No. Surat
378/K/KPI/07/13
Status
Teguran Tertulis
Stasiun TV
Trans 7
Program
Iklan "Cat Kayu dan Besi Avian"
Deskripsi Pelanggaran
Komisi Penyiaran Indonesia (“KPI”) Pusat berdasarkan kewenangan menurut Undang-Undang No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran (“UU Penyiaran”), pengaduan masyarakat, pemantauan, dan hasil analisis telah menemukan pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (“P3 dan SPS”) Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2012 pada siaran iklan “Cat Kayu dan Besi Avian” yang ditayangkan oleh stasiun Trans7 pada tanggal 8 Juli 2013 pukul 19 .56 WIB.

Pelanggaran yang dilakukan adalah penayangan secara close up tubuh bagian paha talent wanita yang mengangkat roknya sesaat setelah diberitahu tulisan “awas cat basah” oleh talent pria yang mengecat kursi. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap pelarangan dan pembatasan adegan seksual, ketentuan siaran iklan, perlindungan terhadap anak dan remaja, dan norma kesopanan.

KPI Pusat telah mengirimkan surat No. 349/K/KPI/06/13 tertanggal 20 Juni 2013 perihal peringatan tertulis atas iklan tersebut kepada seluruh stasiun TV. Dalam surat tersebut, KPI Pusat telah meminta Saudari untuk segera melakukan evaluasi internal dengan cara melakukan editing pada adegan sebagaimana yang dimaksud di atas.

KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan penayangan iklan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2012 Pasal 9, Pasal 14, Pasal 16, dan Pasal 43 serta Standar Program Siaran Pasal 9 ayat (2), Pasal 15 ayat (1), Pasal 18 huruf h, dan Pasal 58 ayat (1).
  
Berdasarkan pelanggaran di atas, KPI Pusat memberikan sanksi administratif teguran tertulis.
 
KPI Pusat meminta kepada Saudari agar menjadikan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (“P3 dan SPS”) Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2012 sebagai acuan utama dalam penayangan sebuah program siaran, termasuk iklan, dan diharapkan terdapat perbaikan pada program siaran yang sesuai dengan ketentuan P3 dan SPS sehingga program siaran bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

Demikian agar surat sanksi administratif teguran tertulis ini diperhatikan. Terima kasih.    

  

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1         Kesimpulan
Dalam periklanan kita tidak dapat lepas dari teori yang diterapkan, etika, hukum dan undang-undang yang berlaku. bahwa pelanggaran etika periklanan  yang dilakukan oleh cat kayu dan besi merek Avian memang sudah selayaknya mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Iklan (KPI) karena unsur erotisme dan sensualitas kerap kali dimunculkan dalam iklan. Hal ini menjadikan masalah tersendiri bagi kaum perempuan yang sering dijadikan objek dari iklan tersebut. Pihak media mengeksploitasi tubuh para perempuan dan menjadikannya komoditas.

3.2         Saran
Dalam penulisan ini, penulis memberikan saran seharusnya dalam melakukan pembuatan iklan didasarkan pada ketentuan yang berlaku, lebih mempertimbangkan apakah pembuatan iklan tersebut layak atau tidak di publish ke televisi, seharusnya dalam iklan tersebut di tulis keterangan “RBO” / bimbingan orang tua.




DAFTAR PUSTAKA

KPI. 2013. Teguran Tertulis Cat Kayu dan Besi Avian.

Remmy Mashaid. 2017. Telaah Iklan Melanggar Etika.

Restitie Listianing. 2014. Pengaruh Pelanggaran Etika Periklanan Pada Iklan Avian Versi “ Awas Cat Basah” Terhadap Persepsi Khalayak. Skripsi : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Tantri Anisa Anjani. 2015. Iklan Cat Avian Melanggar Kode Etik. https://dokumen.tips/documents/iklan-cat-avian-melanggar-kode-etik penyiaran.html






Tidak ada komentar:

Posting Komentar